Wednesday, December 18, 2024

Perkalian Cerdas: "Game Matematika Untuk Siswa SD"

 

Menghafal Perkalian

Menghafal Perkalian

Wednesday, December 4, 2024

KUIS INTERAKTIF MATEMATIKA PERSIAPAN UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS 6 SD

Kuis Interaktif Matematika yang fokus pada materi:

1. Perbandingan

2. Skala

3. Kecepatan

4. Debit


Kuis Matematika SD Kelas 6

Kuis Matematika Semester Ganjil

21. Model pesawat dibuat dengan panjang 40 cm. Jika panjang pesawat sebenarnya 20 meter, Skala yang digunakan model tersebut adalah …
a. 1 : 50
b. 1 : 500
c. 1 : 5.000
d. 1 : 50.000
22. Perbandingan kelereng biru dan kelereng merah dalam sebuah kotak adalah 4 : 5. Jika jumlah kelereng biru 36 buah, maka jumlah kelereng merah adalah …
a. 16 buah
b. 27 buah
c. 45 buah
d. 72 buah
23. Lebar sungai sebenarnya adalah 350 meter. Jika pada peta lebarnya 7 cm, skala peta yang digunakan adalah …
a. 1 : 50
b. 1 : 500
c. 1 : 5.000
d. 1 : 50.000
24. Dalam acara bakti sosial terkumpul paket sembako dan paket alat tulis. Perbandingan paket sembako dan paket alat tulis adalah 6 : 7. Jika jumlah paket sembako 60 buah, maka jumlah paket alat tulis adalah …
a. 36 buah
b. 45 buah
c. 60 buah
d. 70 buah
25. Skala sebuah peta 1 : 200.000. Jika jarak Kota A dan Kota B pada peta 4 cm, maka jarak sebenarnya kota A dan Kota B dalam kilometer adalah …
a. 8 km
b. 80 km
c. 800 km
d. 8.000 km
26. Jarak kota Padang dan Bukittinggi adalah 90 km. Jika Andi mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 45 km/jam, maka waktu yang dibutuhkan Andi sampai di Bukittinggi adalah …
a. 1 jam
b. 1,5 jam
c. 2 jam
d. 2,5 jam
27. Joko mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 60 km/jam dari kota A menuju kota B. Joko berangkat pukul 09.00 WIB dari kota A dan sampai di kota B pada pukul 11.00 WIB. Jarak kota A dan kota B adalah …
a. 60 km
b. 120 km
c. 90 km
d. 150 km
28. Sebuah pompa air dapat mengalirkan 36 liter air dalam 6 menit. Debit air dari pompa tersebut adalah …
a. 6 liter/menit
b. 12 liter/menit
c. 18 liter/menit
d. 36 liter/menit
29. Sebuah kran digunakan untuk mengalirkan air dengan debit 12 liter/menit. Jika volume air yang diperlukan 600 liter, maka waktu yang diperlukan adalah …
a. 5 menit
b. 50 menit
c. 500 menit
d. 5.000 menit
30. Sebuah pipa mengalir air dengan debit 25 liter per menit. Jika air dialirkan mengisi sebuah bak selama 1 jam, maka volume air yang terkumpul di dalam bak adalah …
a. 15 liter
b. 150 liter
c. 1.500 liter
d. 15.000 liter

Tuesday, December 3, 2024

QUIZIZZ dan MATERI Energi Terbarukan Kelas X Kurikulum Merdeka

QUIZIZZ dan MATERI Energi Terbarukan

 

A.   Definisi Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Energi memiliki berbagai bentuk dan dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

 

B.   Jenis-Jenis Energi Terbarukan

1.   Energi Surya (Matahari)

a.    Memanfaatkan sinar matahari menjadi energi listrik

b.   Menggunakan panel surya

c.    Ramah lingkungan dan tidak menghasilkan polusi

 

2.   Energi Angin

a.    Menggunakan turbin angin untuk menghasilkan listrik

b.   Efektif di daerah yang memiliki kecepatan angin tinggi

c.    Tidak menimbulkan emisi karbon

 

3.   Energi Air/Hidroelektrik

a.    Memanfaatkan aliran air untuk memutar generator

b.   Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

c.    Berkelanjutan dan tidak menghasilkan polusi

 

4.   Energi Biomassa

a.    Mengubah bahan organik menjadi energy.

b.   Contoh: biogas dari kotoran hewan, sampah organik.

c.    Mengurangi limbah dan menghasilkan energi alternatif.

 

5.   Energi Panas Bumi

a.    Memanfaatkan panas dari dalam perut bumi

b.   Pembangkit listrik tenaga panas bumi

c.    Sangat cocok di wilayah vulkanis seperti Indonesia

 

6.   Teori Energi Mekanik

a.    Energi Kinetik

Defenisi: Energi yang dimiliki benda karena geraknya.

 

Rumus

EK = ½ × m × v²

Keterangan:

Ek = Energi kinetik (Joule)

m = Massa benda (kg)

v = Kecepatan benda (m/s)

 

b.   Energi Potensial

Definisi: Energi yang tersimpan karena posisi atau kedudukan benda.

 

Rumus

EP = m × g × h

Ep = Energi Potensial (Joule)

m = Massa benda (kg)

g = Percepatan gravitasi (10 m/s²)

h = Ketinggian (m)

 

c.    Energi Mekanik

Definisi: Jumlah energi kinetik dan energi potensial pada suatu sistem

 

Rumus

Em = Ek + Ep

 

Keterangan:

Em = Energi Mekanik (Joule)

Ek = Energi Kinetik (Joule)

Ep = Energi Potensial (Joule)

 

d.   Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Pada sistem yang tidak ada gesekan, jumlah energi mekanik akan selalu konstan.

 

Em (awal) = Em (akhir)

Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2

 

Sunday, November 17, 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.3: Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Mewujudkan Perubahan Positif Melalui Program Berdampak: 

"Sebuah Refleksi Calon Guru Penggerak di Akhir Pembelajaran"

CGP Angkatan 11 Kota Padang bersama Pengajar Praktik

Saya adalah seorang guru kelas 6 SD yang diamanahkan menjadi Calon Guru Penggerak (CGP). Perjalanan pembelajaran sebagai seorang Calon Guru Penggerak melalui berbagai modul telah memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana menciptakan perubahan positif di sekolah. Meskipun menghadapi tantangan karakteristik siswa yang cenderung negatif, kesiapan belajar siswa yang beragam, dan kondisi kedisiplinan rekan guru yang perlu ditingkatkan, saya menemukan benang merah dari semua pembelajaran yang telah dilalui.

Refleksi Filosofis Ki Hajar Dewantara mengajarkan saya bahwa pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan kepada siswa. Pendiidkan merupakan pembentukan karakter dan kemandirian siswa. Prinsip "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" menjadi landasan saya dalam mengimplementasikan program-program transformatif di kelas 6. Nilai-nilai Guru Penggerak, yaitu: berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif akan menjadi kompas dalam setiap pengambilan keputusan saya di kelas dan sekolah.

Dalam menghadapi tantangan karakteristik siswa yang dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat tempat tinggal, pembelajaran Sosial dan Emosional menjadi kunci penting. Program "Sarapan Pagi Bersama" dan "Gerakan Makan Buah" tidak hanya menjawab kebutuhan fisik siswa, tetapi juga membangun keterampilan sosial dan emosional melalui interaksi positif. Program ini lahir dari pemahaman bahwa pemenuhan kebutuhan dasar siswa adalah prasyarat untuk pembelajaran yang efektif dan aktif.

Gerakan Sarapan Pagi Bersama dan Gerakan Makan Buah Bersama

Implementasi "Pemilihan Ketua Kelas Berbasis Pemilihan Umum" merupakan manifestasi dari pembelajaran tentang Kepemimpinan Murid dan Budaya Positif di Kelas. Program ini memberikan pengalaman demokrasi secara langsung, membangun kepercayaan diri, dan melatih tanggung jawab. Hal ini sejalan dengan visi Guru Penggerak untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan kontekstual.

                                  

Calon Ketua Kelas pada Pemilihan Ketua Kelas VI.B

“Gerakan Menghafal 1 Juz" dan "Gerakan Sholat Duha" muncul sebagai respons terhadap kebutuhan spiritual siswa, yang merupakan bagian dari pembelajaran holistik. Program ini tidak hanya memperkuat aspek religius tetapi juga membangun kedisiplinan dan karakter positif siswa. Kesuksesan program-program ini tidak terlepas dari kolaborasi aktif dengan komite kelas dan perwujudan prinsip pelibatan stakeholder dalam pengembangan sekolah.

Sholat Duha Siswa Kelas VI.B

Sebagai pemimpin pembelajaran, saya menyadari bahwa program yang berdampak positif harus direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan menjadi fundamental dalam setiap program. Data dan bukti menjadi dasar evaluasi dan pengembangan program. Hal ini sejalan dengan prinsip kepemimpinan berbasis data dan aset yang diajarkan dalam modul.

Melalui pendekatan coaching dan supervisi akademik, saya berupaya menggerakkan rekan-rekan guru untuk bersama-sama menciptakan perubahan. Meskipun menghadapi tantangan kedisiplinan guru yang rendah, kami mulai membangun komunitas belajar guru yang rutin bertemu setiap minggu. Dalam pertemuan ini, kami saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Pendekatan kolaboratif dan reflektif terbukti efektif dalam membangun kesadaran dan komitmen bersama. Para guru mulai terbiasa saling mengamati pembelajaran (peer teaching), memberikan masukan yang membangun, dan belajar dari praktik baik rekan sejawat. Semangat kerja sama ini perlahan mengubah budaya individualisme menjadi budaya kolaboratif di sekolah. Saya juga mulai membangun jejaring dengan komunitas guru di sekolah lain untuk memperluas wawasan dan berbagi praktik baik dalam mengajar.

Program-program yang telah berjalan merupakan hasil sintesis dari berbagai pembelajaran dalam modul Program Guru Penggerak. Keberhasilan program tidak diukur semata dari pelaksanaannya, tetapi dari dampak positif yang dirasakan siswa, baik dalam aspek akademik, sosial, emosional, maupun spiritual.

Ke depan, sebagai seorang Guru Penggerak, saya akan terus belajar.  Saya akan terus memperbaiki setiap program yang dijalankan. Semua program akan dibuat dengan mengutamakan kepentingan murid sebagai fokus utama. Saya berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan rekan-rekan guru di sekolah dalam menjalankan setiap program. Komunikasi yang baik dengan kepala sekolah dan pengawas akan terus dijaga untuk mendapatkan dukungan dan arahan. Kerja sama dengan orang tua dan komite kelas akan terus diperkuat untuk memastikan program berjalan dengan baik. Setiap langkah yang diambil akan selalu berpegang pada nilai-nilai kebaikan. Saya percaya perubahan pendidikan yang baik dimulai dari kelas, tempat di mana setiap anak bisa berkembang sesuai kemampuannya.

 

Saturday, November 9, 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2: PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Implementasi Program Guru Penggerak: Analisis Reflektif dan Koneksi Antar Materi

Implementasi Program Guru Penggerak: Analisis Reflektif dan Koneksi Antar Materi

Fasilitator:
Robi Rahman, M.Pd
Pengajar Praktik:
Tity Febrina, S.Pd.Gr
Calon Guru Penggerak:
Nispu Mabrur, S.Pd.Gr

Abstrak

Artikel ini menyajikan analisis reflektif tentang implementasi Program Guru Penggerak di sebuah Sekolah Dasar, dengan fokus pada pengelolaan sumber daya pembelajaran dan koneksinya dengan berbagai aspek pendidikan. Pembahasan mencakup pengalaman praktis sebagai guru kelas 6 SD dalam menerapkan nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, serta transformasi paradigma pembelajaran yang terjadi selama mengikuti program.

Pendahuluan

Dalam konteks pendidikan modern, peran guru telah berkembang melampaui fungsi tradisional sebagai pengajar menjadi pemimpin pembelajaran yang transformatif. Program Guru Penggerak hadir sebagai katalis perubahan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih berkualitas dan berpihak pada murid.

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Konsep dan Implementasi

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merujuk pada kemampuan guru untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada, baik sumber daya manusia maupun non-manusia, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas. Implementasinya tercermin dalam tiga tingkat:

1. Tingkat Kelas

  • Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan 28 siswa
  • Mengintegrasikan teknologi melalui aplikasi Wordwall
  • Menciptakan lingkungan belajar yang positif melalui kolaborasi dengan orang tua
  • Mengembangkan pembelajaran terintegrasi kompetensi sosial emosional

2. Tingkat Sekolah

  • Menginisiasi dan mengembangkan Komunitas Belajar
  • Mendampingi guru dalam merancang modul ajar berdiferensiasi
  • Menggerakkan program sekolah sehat
  • Memberikan pendampingan kepada guru yang sedang menempuh pendidikan profesi guru

3. Tingkat Masyarakat

  • Melibatkan orang tua dalam program sarapan pagi bersama
  • Melakukan diseminasi praktik baik ke sekolah lain
  • Membangun jejaring kolaboratif dengan stakeholder pendidikan
  • Mengembangkan program kolaborasi orang tua untuk menciptakan kenyamanan belajar

Hubungan Pengelolaan Sumber Daya dengan Kualitas Pembelajaran

Pengelolaan sumber daya yang tepat berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran melalui beberapa aspek:

1. Optimalisasi Sumber Daya Fisik

  • Penataan ruang kelas yang mendukung berbagai gaya belajar
  • Penggunaan teknologi pembelajaran yang tepat guna
  • Penyediaan sarana pendukung pembelajaran berdiferensiasi
  • Pengembangan fasilitas pendukung program sekolah sehat

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia

  • Peningkatan kompetensi guru melalui komunitas belajar
  • Pemberdayaan orang tua dalam mendukung pembelajaran
  • Pengembangan potensi siswa melalui pembelajaran yang personal
  • Penguatan kapasitas guru melalui program coaching dan supervisi akademik

Koneksi dengan Modul-Modul Program Guru Penggerak

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Implementasi konsep "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" tercermin dalam:

  • Menjadi teladan dalam inovasi pembelajaran
  • Memotivasi rekan guru untuk mengembangkan diri
  • Memberikan ruang bagi siswa untuk tumbuh mandiri
  • Menciptakan ekosistem belajar yang mendukung kemandirian

Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak

Penerapan nilai-nilai:

  • Berpihak pada murid: Mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi
  • Mandiri: Inisiatif membentuk komunitas belajar
  • Kolaboratif: Membangun kerjasama dengan berbagai pihak
  • Reflektif: Evaluasi berkelanjutan program pembelajaran
  • Inovatif: Integrasi teknologi dalam pembelajaran
  • Adaptif: Menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa

Transformasi Personal dan Profesional

Sebelum Mengikuti Program

  • Fokus pada pencapaian akademik
  • Pembelajaran yang cenderung seragam
  • Keterbatasan dalam kolaborasi
  • Minimnya integrasi aspek sosial emosional dalam pembelajaran

Setelah Mengikuti Program

  • Pemahaman mendalam tentang diferensiasi pembelajaran
  • Pengembangan kepemimpinan pembelajaran
  • Peningkatan kemampuan coaching dan kolaborasi
  • Kesadaran pentingnya membangun ekosistem belajar yang positif

Kesimpulan

Program Guru Penggerak telah memberikan dampak signifikan dalam transformasi praktik pendidikan di tingkat kelas, sekolah, dan masyarakat. Melalui pengelolaan sumber daya yang efektif dan implementasi nilai-nilai Guru Penggerak, tercipta ekosistem pembelajaran yang lebih berkualitas dan berpihak pada murid.

Rekomendasi

  1. Penguatan program komunitas belajar antar guru
  2. Pengembangan model pembelajaran berdiferensiasi yang sistematis
  3. Perluasan jejaring kolaborasi dengan stakeholder pendidikan
  4. Dokumentasi dan diseminasi praktik baik secara berkelanjutan
  5. Pengembangan program pendampingan berkelanjutan untuk guru