Sunday, October 27, 2024

RUANG KOLABORASI MODUL 3.2: IDENTIFKASI ASET/MODAL DAERAH DAN PEMANFAATANNYA TERHADAP PENDIDIKAN

Identifikasi Aset/Modal Daerah dan Pemanfaatannya Terhadap Pendidikan

👥 1. Aset Manusia

  • 👨‍🏫 Guru Berprestasi/Guru Berkompeten/Guru Penggerak: Berbagi praktik baik
  • 👨‍🎓 Dosen PT: Pembinaan Guru dan Pengembangan Pembelajaran
  • 🎨 Seniman Lokal: Pembina Ekskul
  • 👮‍♂️ TNI/POLRI: Pembinaan PBB dan Pramuka
  • 👨‍👩‍👧‍👦 Wali Murid yang Berkompeten: Guru Tamu
  • 🎓 Tokoh Pendidikan: Narasumber

🤝 2. Aset Sosial

  • 🏢 LSM: Pemberian penyuluhan sesuai bidangnya
  • 👨‍🎓 Alumni sekolah: Pengembangan sarana sekolah dan pemberian motivasi
  • 👩‍👩‍👦‍👦 PKK: Program keterampilan Siswa
  • 🏭 Semen Padang: Pemberian beasiswa kepada siswa yang kurang mampu lewat CSR

🏛️ 3. Aset Politik

  • 🏢 DPRD Kota Padang: Kunjungan edukatif untuk pembelajaran sistem pemerintahan
  • 🏛️ Balaikota Padang: Pembelajaran struktur pemerintahan kota dan Wali Kota Mengajar
  • 📚 Dinas Pendidikan: Perizinan dan pengembangan program dukungan
  • 👨‍💼 Camat, Kelurahan: Administrasi perizinan program sosial kebijakan
  • 📜 Perda Kota Padang: Pendidikan Karakter Berbudaya

🕌 4. Aset Agama dan Budaya

  • 🕌 Mesjid Raya Sumbar: Study Wisata Religi dan Budaya
  • 📿 Pesanten Ramadhan dan Wirid Remaja: Pembentukan Karakter Positif
  • 🕌 Mesjid Raya Ganting: Pembelajaran nilai-nilai budaya dan agama Minangkabau
  • 🏛️ Museum Adityawarman dan Taman Budaya: Kunjungan studi wisata sejarah
  • 🎭 Sanggar kesenian dan theater: Penunjang kegiatan seni sekolah
  • 🏖️ Pantai Air Manis: Pendidikan karakter berbasis cerita rakyat
  • 📚 Falsafah "ABS-SBK": Integrasi dalam Kurikulum Muatan Lokal

🏢 5. Aset Fisik Kota

  • 📚 Perpustakaan daerah: Pengembangan literasi guru dan siswa
  • 🏛️ Museum Adityawarman: Pembelajaran sejarah dan budaya Minangkabau
  • 🎓 Institusi Perguruan Tinggi: Pusat olahraga dan pengembangan
  • 🌳 Taman Kota: Study Outdoor siswa dan program pendidikan lingkungan
  • 🏀 GOR HAS: Tempat praktek olahraga
  • 🏢 GYC: Pusat kolaborasi guru dan tempat event sekolah

🌳 6. Aset Lingkungan/Alam

  • 🏖️ Pantai Padang: Pembelajaran Ekosistem Pantai dan observasi habitat
  • 🌳 Taman RTH Imam Bonjol: Kegiatan Outdoor Learning
  • 🌿 Kebun Raya Unand: Pembelajaran taksonomi tumbuhan dan botani
  • ⛰️ Bukit Gado-Gado: Program hiking edukasi dan studi jenis batuan
  • 🗻 Gunung Padang: Program hiking edukasi dan laboratorium alam

💰 7. Aset Finansial

  • 🏦 Bank: Penunjang Program Gerakan menabung dan Beasiswa prestasi
  • 🏪 Pasar Raya: Praktek Pembelajaran ekonomi praktis
  • 🏭 Semen Padang: Bantuan Program sekolah lewat CSR
  • 🏢 UMKM: Program Kemitraan Sekolah

👥 Tim Fasilitator:

👨‍🏫 Fasilitator:

Robi Rahman, M.Pd

👩‍🏫 Pengajar Praktik:

1. Tity Febrina, S.Pd.gr

2. Riza Desrianti, M.Pd

👨‍🎓 Calon Guru Penggerak:

1. Islah Firduas, S.Si, M.M

2. Putri Nelkartika, S.Pd

3. Nispu Mabrur, S.Pd

Saturday, October 26, 2024

KUMPULAN GAMES INTERAKTIF PERKALIAN

Salam Juara,

Bingung bagaimana cara mengajarkan siswa perkalian?

Masih ada siswa kelas 3, siswa kelas 4, siswa kelas 5, siswa kelas 6 yang masih belum bisa perkalian?

Bapak/Ibu guru belum menemukan cara atau metode yang tepat untuk mengajarkan siswa perkalian?

Para orang tua, apakah memiliki masalah seperti pertanyaan untuk para guru di atas.

YUK DICOBA GAMES INTERAKTIF PERKALIAN BERIKUT INI!

DIJAMIN SISWA SUKA, DIJAMIN ANAK KETAGIHAN, DIJAMIN ANAK dan SISWA TIDAK AKAN BOSAN. Hal ini dikarenakan Perkalian disajikan dalam bentuk games interaktif.

DIKARENAKAN TIDAK MENIMBULKAN KEBOSANAN ANAK atau SISWA, MAKA ANAK atau SISWA SECARA TIDAK SADAR AKAN TERUS MENERUS MEMAINKAN GAMES INTERAKTIF INI. HAL YANG PALING PENTING ADALAH "INSYA ALLAH AKAN MEMBANTU ANAK-ANAK UNTUK MENGINGAT PERKALIAN".


SPIN GAMES PERKALIAN 8 (RODA BERPUTAR)



GAMESHOW QUIS PERKALIAN 7

Friday, October 25, 2024

Game Kuis Matematika SUKSES UAS SD Tahun 2025

 SILAKAN DICOBA

Game Matematika UAS SD

Game Matematika UAS SD

Skor: 0
Game Matematika UAS SD style="text-align: center;">


Mau Coba Mata Pelajaran Bahasa Indonesia KLIK Game Edukasi Persiapan Ujian Akhir Sekolah SD Tahun 2024 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Game Edukasi Persiapan SUKSES Ujian Akhir Sekolah SD Tahun 2025

 SILAKAN DICOBA

 

Games Persiapan UAS SD - Bahasa Indonesia

Games Persiapan UAS SD

Bahasa Indonesia

Soal 1 dari 10
style="text-align: center;">


Mau Coba Mata Pelajaran Matematika KLIK Game Edukasi Persiapan Ujian Akhir Sekolah SD Tahun 2024

Thursday, October 24, 2024

ANALISIS DILEMA ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 

Analisis Dilema Etika dalam Manajemen Sekolah

Analisis Dilema Etika dalam Manajemen Sekolah

Narasi Dilema Etika

Sekolah menghadapi dilema terkait Bapak Ahmad (nama samaran), seorang guru yang sering datang terlambat dan tidak disiplin dalam mengajar. Aturan sekolah jelas menyatakan bahwa guru yang tidak disiplin akan mendapat sanksi progresif hingga pemberhentian. Namun, Pak Ahmad memiliki kompetensi luar biasa dalam bidang IT, public speaking, dan manajemen pendidikan yang sangat membantu pengembangan sekolah. Beliau aktif membantu digitalisasi sistem sekolah, melatih siswa untuk kompetisi, dan berkontribusi dalam pengembangan program-program inovatif yayasan. Dalam hal ini, sekolah perlu mempertimbangkan keseimbangan antara penegakan disiplin dan pemanfaatan kompetensi guru untuk kemajuan institusi.

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah

1. Bagaimana bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

"Sebagai kepala sekolah, kasus ini menjadi dilema etika karena ada pertentangan antara penegakan aturan kedisiplinan dengan kebutuhan sekolah akan kompetensi khusus guru tersebut. Di satu sisi, kedisiplinan adalah fondasi dari sistem pendidikan yang baik. Di sisi lain, kompetensi dan kontribusi Pak Ahmad sangat signifikan bagi kemajuan sekolah dan yayasan."

2. Bagaimana bapak menjalankan pengambilan keputusan di sekolah bapak, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

"Saya selalu berusaha mengambil pendekatan yang seimbang. Kami mengadakan rapat dengan tim manajemen sekolah dan yayasan untuk membahas kasus ini secara menyeluruh. Kami juga melakukan dialog personal dengan guru yang bersangkutan untuk memahami akar masalah dan mencari solusi yang bisa mengakomodasi kedua kepentingan."

3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa bapak lakukan selama ini?

"Pertama, kami melakukan pendataan objektif tentang tingkat ketidakdisiplinan dan juga kontribusi positif guru tersebut. Kedua, mengadakan dialog personal untuk memahami kendala yang dihadapi. Ketiga, berdiskusi dengan tim manajemen dan yayasan. Keempat, menyusun program pembinaan khusus yang mempertimbangkan peran strategisnya. Kelima, membuat kesepakatan tertulis tentang komitmen perbaikan."

4. Hal-hal apa saja yang selama ini bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

"Yang paling efektif adalah pendekatan personal yang diikuti dengan kesepakatan tertulis. Komunikasi terbuka dan pemberian tanggung jawab khusus juga membantu meningkatkan rasa memiliki terhadap sekolah. Penting juga untuk mengakui dan menghargai kontribusi positif sambil tetap mendorong perbaikan dalam hal kedisiplinan."

5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan bagi bapak dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

"Tantangan terbesarnya adalah menjaga keseimbangan antara penegakan aturan dan pemanfaatan kompetensi guru. Ada juga tantangan dalam hal keadilan, karena kebijakan khusus bisa mempengaruhi persepsi guru lain. Selain itu, memastikan bahwa perbaikan kedisiplinan tetap terjadi tanpa mengurangi kontribusi positifnya juga menjadi tantangan tersendiri."

6. Apakah bapak memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya?

"Kami menerapkan program pembinaan bertahap selama satu semester. Bulan pertama fokus pada asesmen dan dialog intensif, bulan kedua pembuatan kesepakatan dan program perbaikan, dan bulan-bulan berikutnya monitoring dan evaluasi berkala. Kami juga menetapkan target-target spesifik yang harus dicapai dalam periode tertentu."

7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

"Dukungan dari yayasan dan tim manajemen sangat membantu dalam proses ini. Keterbukaan guru yang bersangkutan untuk menerima masukan dan berkomitmen pada perbaikan juga menjadi faktor penting. Sistem monitoring yang baik dan dukungan dari rekan-rekan guru juga membantu proses ini."

8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat bapak petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

"Saya belajar bahwa pendekatan yang kaku dalam penegakan aturan tidak selalu menghasilkan solusi terbaik. Perlu ada keseimbangan antara menjaga standar kedisiplinan dan menghargai kompetensi serta kontribusi unik setiap guru. Yang penting adalah bagaimana membuat semua pihak berkomitmen pada perbaikan sambil tetap memaksimalkan potensi mereka untuk kemajuan sekolah."

Analisis Praktek Pengambilan Keputusan

1. Paradigma yang Terlihat

  • Perorangan lawan kelompok: Kepentingan pengembangan individu vs kepentingan institusi
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan: Keadilan dalam penegakan aturan vs pertimbangan kontribusi khusus
  • Kebenaran lawan kesetiaan: Kebenaran tentang pentingnya disiplin vs kesetiaan pada pengembangan sekolah
  • Jangka pendek lawan jangka panjang: Penanganan ketidakdisiplinan jangka pendek vs pengembangan institusi jangka panjang

2. Prinsip yang Diterapkan

  • Care-based Thinking
    • Mempertimbangkan potensi dan kontribusi khusus guru
    • Pendekatan pembinaan yang memperhatikan pengembangan profesional
  • Rule-based Thinking
    • Tetap berpegang pada aturan kedisiplinan sekolah
    • Membuat program pembinaan terstruktur
  • Ends-based Thinking
    • Fokus pada hasil akhir berupa keseimbangan disiplin dan pengembangan sekolah

Saran dan Rekomendasi

Saran yang Diberikan:

  1. Mengembangkan sistem manajemen kinerja yang lebih fleksibel
  2. Membuat program pengembangan kompetensi terstruktur
  3. Menyusun kebijakan yang mengakomodasi keunikan kompetensi guru
  4. Menciptakan sistem reward yang mendorong perbaikan disiplin

Rekomendasi Pengembangan:

  1. Aktifkan Komunitas Belajar untuk pengembangan profesional
  2. Sistem pencatatan kontribusi dan kinerja yang lebih komprehensif
  3. Workshop manajemen waktu untuk guru
  4. Program pengembangan kepemimpinan
  5. Sistem evaluasi kinerja yang mempertimbangkan multiple intelligence
Analisis Dilema Etika dalam Manajemen Sekolah

Refleksi dan Pembelajaran

1. Kompleksitas Pengambilan Keputusan Etis

Kasus ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan etis dalam konteks pendidikan tidak selalu hitam dan putih. Kepala sekolah harus mempertimbangkan berbagai aspek yang saling berkaitan, termasuk kebutuhan institusi, pengembangan profesional guru, dan dampak terhadap komunitas sekolah secara keseluruhan.

2. Pentingnya Keseimbangan

Dalam menangani dilema etika, penting untuk mencari keseimbangan antara penegakan aturan dan fleksibilitas. Pendekatan yang terlalu kaku dapat mengabaikan potensi dan kontribusi berharga, sementara terlalu fleksibel dapat melemahkan sistem yang ada.

3. Nilai Dialog dan Komunikasi

Proses penyelesaian kasus ini menekankan pentingnya dialog terbuka dan komunikasi yang konstruktif. Pendekatan personal dan pemahaman mendalam terhadap situasi memungkinkan terciptanya solusi yang dapat diterima semua pihak.

4. Pengembangan Sistem yang Adaptif

Kasus ini menggarisbawahi kebutuhan akan sistem manajemen yang lebih adaptif dan komprehensif, yang dapat mengakomodasi keragaman kompetensi dan kontribusi guru sambil tetap menjaga standar profesionalisme.

5. Pembelajaran Organisasi

Penanganan dilema etika ini memberikan pembelajaran berharga bagi organisasi tentang pentingnya mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan sistem evaluasi yang mempertimbangkan multiple intelligence.

6. Dampak Jangka Panjang

Solusi yang diambil tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap budaya sekolah, motivasi guru, dan pengembangan institusi.

7. Peran Kepemimpinan

Kasus ini menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang bijaksana dan transformatif dalam mengelola dilema etika. Kemampuan untuk melihat berbagai perspektif dan mencari solusi yang mengakomodasi berbagai kepentingan menjadi kunci keberhasilan.

8. Implikasi untuk Pengembangan Profesional

Pengalaman ini menghasilkan pemahaman tentang pentingnya program pengembangan profesional yang terstruktur dan sistem dukungan yang dapat membantu guru memaksimalkan potensi mereka sambil menjaga standar profesionalisme.

Kesimpulan

Penanganan dilema etika dalam konteks pendidikan memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan berfokus pada solusi yang dapat mendukung baik pengembangan individu maupun kemajuan institusi. Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga dalam mengembangkan sistem manajemen yang lebih efektif dan kebijakan yang lebih inklusif untuk masa depan.

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 CGP ANGKATAN 11 KOTA PADANG

Perjalanan Pembelajaran Program Guru Penggerak: Mewujudkan Kepemimpinan Pembelajaran yang Berlandaskan Nilai Kebajikan

Pendahuluan

Sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) yang sedang menempuh modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, saya ingin berbagi refleksi mendalam tentang perjalanan pembelajaran yang telah saya lalui. Tulisan ini merupakan hasil perenungan dan pengalaman dalam mengintegrasikan berbagai konsep dari modul-modul sebelumnya dengan pemahaman baru tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

 

Gambar 1. Wawancara Praktik Pengambilan keputusan
dengan Kepala SDN 30 Kubu Dalam

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pengambilan Keputusan

Konsep Triloka yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara: 1. Ing Ngarso Sung Tulodho; 2. Ing Madyo Mangun Karso; dan 3. Tut Wuri Handayani, memiliki relevansi mendalam dengan proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi teladan (Ing Ngarso), tetapi juga harus mampu membangun semangat (Ing Madyo) dan memberikan dorongan (Tut Wuri) dalam setiap keputusan yang kita ambil.

Filosofi ini menjadi landasan penting dalam menghadapi dilema etika di lingkungan satuan pendidikan. Ketika mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan dampaknya terhadap:

  1. Keteladanan yang diperlihatkan kepada peserta didik
  2. Pembangunan motivasi dan semangat dalam komunitas sekolah
  3. Pemberian dukungan yang memerdekakan peserta didik
Contoh Analisis Terhadap Praktek Pengambilan Keuptusan

 

Nilai-Nilai sebagai Fondasi Pengambilan Keputusan

Pembelajaran tentang nilai dan peran Guru Penggerak pada modul sebelumnya menjadi pondasi kuat dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai Calon Guru Penggerak, lima nilai utama menjadi kompas moral dalam menghadapi dilema etika:


Nilai-nilai Guru Penggerak:

1. Mandiri: Kemampuan untuk mengambil inisiatif dan keputusan secara independen dengan penuh tanggung jawab,

2.   Reflektif: Kemampuan melakukan evaluasi diri dan pertimbangan mendalam dalam setiap pengambilan keputusan,

3. Inovatif: Kemampuan mencari solusi kreatif dan alternatif baru dalam menghadapi tantangan,

4.   Kolaboratif: Kemampuan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan,

5.  Berpihak pada murid: Mengutamakan kepentingan dan perkembangan peserta didik dalam setiap keputusan.


Peran Guru Penggerak dalam Pengambilan Keputusan:

1. Pemimpin pembelajaran: Mengambil keputusan strategis untuk memastikan kualitas pembelajaran

2. Coach bagi guru lain: Membimbing rekan sejawat dalam proses pengambilan keputusan yang efektif,

3. Menjalin kolaborasi antar guru: Memfasilitasi pengambilan keputusan kolektif untuk kemajuan pembelajaran,

4. Mewujudkan kepemimpinan murid: Memberdayakan peserta didik dalam proses pengambilan keputusan,

5. Menggerakkan komunitas praktisi: Membangun jejaring dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak luas.

Video 1. Implementasi Nilai dan Peran Guru Penggerak


Nilai-nilai dan peran ini menjadi landasan dalam menerapkan tiga prinsip pengambilan keputusan:

1.   Prinsip keadilan dan kesetaraan

2.   Prinsip tanggung jawab dan akuntabilitas

3.   Prinsip kebermanfaatan bagi semua pihak

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, setiap keputusan yang diambil tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis, tetapi juga aspek moral dan dampak jangka panjang terhadap ekosistem pendidikan.

 

Keterkaitan dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang telah dipelajari sebelumnya memberikan perspektif penting dalam pengambilan keputusan, terutama ketika menghadapi dilema etika. Kemampuan mengelola emosi dan memahami aspek sosial membantu dalam:

  1. Mengenali dampak emosional dari setiap keputusan
  2. Mempertimbangkan berbagai sudut pandang
  3. Membangun empati dalam proses pengambilan keputusan
Skenario implementasi Pembelajaran sosial emosional yang didasarkan pada diferensiasi konten dapat dilihat pada Modul AJar MODUL AJAR BERDIFENRENSIASI TERINTEGRASI KSE (SILAKAN DI KLIK).

Coaching sebagai Alat Pengujian Keputusan

Pembelajaran tentang coaching untuk supervisi akademik memberikan tools yang berharga dalam menguji efektivitas keputusan yang diambil. Melalui proses coaching, saya belajar untuk:

  1. Melakukan refleksi mendalam atas keputusan yang diambil
  2. Mengidentifikasi area pengembangan dalam proses pengambilan keputusan
  3. Mendapatkan perspektif baru melalui pertanyaan-pertanyaan coaching yang powerful

 

Video 2. Praktek Coaching bersama rekan CGP

Menciptakan Budaya Positif melalui Pengambilan Keputusan

Pemahaman tentang budaya positif dan disiplin positif yang dipelajari sebelumnya menjadi pertimbangan penting dalam setiap pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat harus mendukung terciptanya:

  1. Lingkungan belajar yang aman dan nyaman
  2. Budaya sekolah yang positif dan mendukung
  3. Sistem restitusi yang mendidik, bukan menghukum

 

Video 3. Praktik Pengambilan Keputusan dengan Segitiga Restitusi

Tantangan dan Pembelajaran

Dalam menerapkan konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, beberapa tantangan yang dihadapi meliputi:

  1. Perbedaan tingkat pemahaman kognitif peserta didik
  2. Keragaman latar belakang sosial dan budaya
  3. Kebutuhan untuk meningkatkan kedisiplinan di lingkungan sekolah

Namun, tantangan ini justru memperkaya pembelajaran dan memberi kesempatan untuk menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan secara kontekstual.

 

Dampak dan Transformasi

Pembelajaran tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan telah membawa transformasi signifikan saya dalam:

  1. Cara berpikir dalam menghadapi dilema etika
  2. Proses pertimbangan berbagai perspektif
  3. Pemahaman akan dampak jangka panjang setiap keputusan

 

Kesimpulan

Perjalanan pembelajaran ini telah membuka wawasan baru tentang kompleksitas pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Integrasi berbagai konsep dari modul-modul sebelumnya, mulai dari filosofi Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai kebajikan, pembelajaran sosial emosional, hingga coaching, memberikan fondasi kuat dalam mengambil keputusan yang bijaksana dan berdampak positif.

Sebagai Calon Guru Penggerak, saya memahami bahwa setiap keputusan yang diambil memiliki dampak signifikan terhadap masa depan peserta didik. Oleh karena itu, pengambilan keputusan harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan dan bertujuan untuk memerdekakan pembelajaran.

Pembelajaran ini bukan hanya tentang teknik pengambilan keputusan, tetapi lebih dari itu, ini adalah tentang bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu membawa perubahan positif pada satuan pendidikan.

 

Refleksi Akhir

Sampai saat ini, Program Guru Penggerak telah membawa saya pada pemahaman yang lebih mendalam tentang peran seorang pemimpin pembelajaran. Melalui modul-modul yang telah dipelajari, Saya semakin memahami bahwa menjadi pemimpin pembelajaran bukan sekadar tentang membuat keputusan, tetapi tentang bagaimana keputusan tersebut dapat memerdekakan dan memberdayakan seluruh ekosistem pendidikan.

 

Mari berbagi pemikiran dan pengalaman Sobat:

1. Bagaimana pengalaman Anda dalam menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam pembelajaran?

2.   Tantangan apa yang Anda hadapi sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah?

3.  Praktik baik apa yang telah Anda terapkan dalam membangun budaya positif di kelas?

Silakan berbagi cerita dan pemikiran sobat di kolom komentar di bawah. Setiap perspektif akan memperkaya wawasan kita bersama dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan.

 

Dengan semangat kolaborasi dan pembelajaran berkelanjutan,

Nispu Mabrur, S.Pd

Calon Guru Penggerak

 

Tity Febrina, S.Pd.Gr

Pengajar Praktik

 

Robi Rahman, M.Pd

Fasilitator

 

CATATAN KECIL

“Jangan lupa follow blog ini "KLIK PADA BAGIAN ATAS SEBELAH KANAN" untuk mendapatkan update artikel pendidikan lainnya. Mari bersama-sama membangun komunitas pembelajaran yang positif dan inspiratif”