Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantukan Simulasi PhET Untuk Meningkatkan Kemampuan Memorisasi Rumus Dalam Pembelajaran IPA Materi Tekanan Hidrostatis
A. A. Pendahuluan
Dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), mengingat dan memahami rumus, serta memahami besaran
yang membangun suatu rumus adalah hal yang penting. Namun, seringkali siswa
menghadapi kesulitan dalam memorisasi rumus tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di tingkat SMP memerlukan pendekatan
yang inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa, terutama dalam memorisasi
rumus. Untuk mengatasi masalah ini, penulis
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantukan Simulasi PhET.
Model ini mampu membantu siswa memahami dan mengingat rumus serta memahami
hubungan besaran yang membangun suatu rumus dengan lebih baik melalui
pendekatan yang interaktif dan praktis. Pendekatan ini melibatkan
siswa membangun pengetahuan sendiri dalam pemecahan masalah nyata. Dengan
bantuan percobaan dan simulasi interaktif seperti simulasi PhET dapat
meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep siswa terhadap suatu rumus. Penulis
menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah berbantukan Simulasi PhET untuk meningkatkan kemampuan memorisasi rumus
dalam pembelajaran IPA materi tekanan
hidrostatis hidrostatis.
B. B. Pembahasan
1. Situasi
Pada
pelaksanaan pembelajaran, penulis melakukan identifikasi terdahap
masalah-masalah yang dialami peserta didik pada pembelajaran IPA di kelas. Identifikasi
masalah-masalah pembelajaran yang mungkin terkait dengan metode pembelajaran,
masalah motivasi, materi HOTS (High Order Thinking Skills), literasi numerasi,
miskonsepsi, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, asesmen, penggunaan
model-model pembelajaran inovatif, dan masalah terkait lainnya yang menjadi
tugas keseharian guru berdasarkan pengalaman penulis saat pemeblajaran IPA.
Dari identifikasi masalah-masalah pembelajaran yang ditemukan, penulis fokus
pada satu masalah yaitu kesulitan yang dihadapi siswa SMP kelas 8 dalam
memahami dan mengingat rumus serta memahami hubungan
besaran yang membangun suatu rumus pada materi tekanan hidrostatis
hidrostatis. Pembelajaran konvensional kurang memotivasi dan tidak memberikan
pengalaman langsung yang memadai siswa untuk membangun pengetahuan sendiri dan
memorisasi rumus.
Dari hasil kajian literasi dan wawancara yang
penulis lakukan ditemukan penyebab masalah utama rendahnya kemampuan siswa
dalam memorisasi rumus pada pembelajaran IPA materi tekanan hidrostatis adalah penggunaan model dengan media belajar yang belum tepat
dan belum sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memorisasi rumus pada pembelajaran IPA materi tekanan hidrostatis. Hal ini
sesuai dengan keadaan yang ditemui penulis pada saat pembelajaran di kelas.
Di
dalam kelas IPA tingkat SMP kelas 8, penulis menghadapi tantangan dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami rumus tekanan
hidrostatis. Situasi pembelajaran saat ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa kesulitan dalam menghafal dan mengaplikasikan rumus IPA secara efektif.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kesulitan ini melibatkan
kompleksitas materi, kurangnya motivasi siswa, dan pembelajaran yang kurang
interaktif.
Penulis juga mencatat bahwa sebagian besar siswa cenderung lupa atau bingung ketika ditanya tentang rumus tekanan hidrostatis, meskipun materi tersebut sudah diajarkan dalam pembelajaran konvensional. Kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran menyebabkan mereka kurang memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep tersebut. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengatasi masalah ini dengan mencari pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini, tujuan utama adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami rumus serta memahami hubungan besaran yang mempengaruhi tekanan hidrostatis melalui sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik.
2. Tantangan
Tantangan
yang penulis hadapi saat mengimplementasikan inovasi pembelajaran untuk
mengatasi masalah rendahnya
kemampuan siswa dalam memorisasi rumus pada pembelajaran IPA materi tekanan hidrostatis adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
dan persaiapan yang cermat
Model pembelajaran berbasis masalah dengan
simulasi PhET memerlukan perencanaan dan persiapan yang cermat agar dapat
berjalan efektif. Penulis perlu menyusun skenario pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, menentukan peran siswa, dan memastikan ketersediaan
sumber daya yang dibutuhkan, termasuk akses ke simulasi PhET.
b.
Membutuhkan
waktu yang lebih lama
Penerapan model ini dapat membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan pembelajaran konvensional. Hal ini karena siswa
terlibat dalam pemecahan masalah dan eksplorasi konsep secara mendalam, yang
membutuhkan waktu tambahan. Meskipun demikian, ketersediaanwaktu ini diharapkan
menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam.
c.
Pembelajaran
belum tentu terarah
Terkadang, pembelajaran berbasis masalah
dapat terasa belum pasti terarah karena siswa memiliki kebebasan dalam
menjelajahi konsep. Namun, hal ini juga dapat menjadi kelebihan karena
merangsang kreativitas dan pemikiran kritis siswa
d.
Peran
aktif siswa
Keberhasilan model pembelajaran ini sangat
tergantung pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus aktif
berpartisipasi, berkolaborasi, dan berpikir kritis untuk mencapai pemahaman
yang mendalam.
e.
Kesulitan
siswa dalam memahami konsep melalui simulasi PhET
Beberapa siswa mungkin merasa kesulitan untuk memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui simulasi PhET. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan diferensiasi untuk membantu siswa dengan tingkat pemahaman yang berbeda.
3. Aksi
Upaya yang penulis lakukan sebagai praktik
baik mengimplementasikan inovasi pembelajaran untuk mengatasi masalah rendahnya
kemampuan siswa dalam memorisasi rumus pada pembelajaran IPA materi tekanan
hidrostatis adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBL) yang
berpusat pada siswa, di mana siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran untuk memecahkan masalah yang kompleks. PBL dapat meningkatkan
kemampuan memorisasi rumus dalam pembelajaran IPA materi tekanan hidrostatis.
2) Mempeerbaiki
model dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran terutama
penggunaan media digital, apalagi siswa dibolehkan menggunakan perangkat. Model
pembelajaran berbasis projek atau model pembelajaran berbasis masalah
memungkinkan dengan karakteristik siswa untuk diterapkan di SMP DEK.
3) Penggunaan
media simulasi PhET untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
pembelajaran IPA.
4) Penggunaan
simulasi PhET untuk pembelajaran sains untuk membantu siswa dalam menganalisis
hubungan dua besaran dan memberi penguatan pengetahuan nyata siswa terhadap
suatu konsep tekanan hidrostatis
Berikut
adalah langkah-langkah penggunaan model PBL berbantukan simulasi PhET untuk meningkatkan kemampuan memorisasi rumus dalam
pembelajaran IPA materi tekanan hidrostatis yang dilakukan penulis:
1) Merencanakan
pembelajaran dengan merancang modul ajar, LKPD, bahan bacaan digital, dan
asesmen
2)
Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran pada modul ajar.
a.
Pembuka
a)
Guru
mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdo’a
b)
Guru
mengambil absensi kehadiran peserta didik
c) Guru
menanyakan kabar peserta didik dengan semangat dan meminta peserta didik
menjawab dengan semanagat
d) Guru
memberikan Ice Breaking untuk mengembalikan fokus peserta didik dalam pembelajaran
e) Guru
memberikan pertanyaan
pemantik Dari pengalaman ananda berenang di kolom renang mana yang terasa lebih
sulit atau berat, ananda berenang di permukaan kolam renang atau berenang saat
menyelam pada kedalaman tertentu?”
f)
Guru
memberikan penguatan setelah peserta didik memberikan jawaban
g)
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran
h)
Guru
menyampaikan materi prasyarat
b.
Kegiatan Inti
Orientasi peserta didik pada masalah
a) Peserta
didik mengamati dan memahami masalah lewat tayangan video aktivitas seorang
penyelam
b)
Peserta
didik diarahkan pada orientasi masalah
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
a)
Peserta
didik dibagi menjadi 4 kelompok
- Kelompok “Tekanan
Hidrostatis”
- Kelompok “Massa Jenis”
- Kelompok “Gravitasi”
- Kelompok “Kedalaman”
b) Peserta
didik mendengarkan penjelasan guru terkait tugas dalam kelompok bahwa peserta
didik akan melakukan diskusi untuk menentukan pemecahan masalah lewat simulasi
PhET
c) Peserta
didik memperoleh dan mendengarkan penjelasan terkait kegiatan Simulasi PhET dan
pengisian LKPD
d) Peserta didik memahami
tugas masing-masing
e) Peserta
didik melakukan diskusi dan membagi tugas untuk melakukan kegiatan Simulasi
PhET dengan panduan LKPD
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
a) Peserta didik melakukan kegiatan Simulasi PhET dengan panduan LKPD
b) Peserta didik melakukan ekplorasi bahan bacaan
c) Peserta didik berdiskusi dalam pengisian LKPD dan
menjawab pertanyaan pada LKPD
d) Peserta didik berdiskusi dalam mengambil data hasil kegiatan Simulasi PhET
e) Peserta didik mendampatkan bimbingan guru saat
mendiskusikan hasil berdasarkan pengamatan dan pertanyaan-pertanyaan pada LKPD
Mengembangkan dan menyajikan hasil
a) Peserta didik dibimbing dalam menyelesaikan
laporan hasil simulasi PhET pada LKPD
b) Peserta didik mempresentasikan laporan hasil kegiatan Simulasi PhET, dan peserta didik yang lain memberikan tanggapan dan
pertanyaan
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
a)
Peserta didik mendengarkan penguatan terkait
kebenaran konsep tekanan hidrostatis
b)
Peserta didik mendengarkan analisis konsep tekanan
hidrostatis terhadap masalah yang diberikan diawal pembelajaran
c)
Peserta didik diminta mengisi refleksi pada
halaman akhir LKPD
c.
Penutup
a)
Guru memberikan apresiasi kepada peserta
didik
b)
Guru memberikan Ulangan Harian lewat LMS
sekolah
c)
Guru mengajak peserta didik bersyukur
“Alhamdulillah”
d) Guru menutup pembelajaran
Asesmen
berbasis literasi yang dirancang penulis sebagai berikut:
1) Tekanan pada zat padat
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu gaya yang diterapkan dan luas
permukaan bidang tekan. Gaya yang diterapkan pada zat padat akan mempengaruhi
besarnya tekanan yang diterima oleh benda. Luas permukaan bidang tekan area
juga akan mempengaruhi sejauh mana tekanan pada zat padat. Faktor lainnya juga
sifat-sifat bahan seperti elastisitas atau kekerasan juga berperan penting
dalam menentukan bagaimana zat padat akan memberikan tekanan.
Silakan ananda perhatikan gambar 4 buah benda dengan massa
yang sama berikut ini!
Pernyataan yang benar adalah
…. (Multiple Kompleks/Jawaban Lebih dari
Satu)
A. Tekanan benda (1) lebih besar daripada benda (2)
B. Tekanan benda (1) lebih besar daripada benda (3)
C. Tekanan benda (2) lebih kecil daripada benda (3)
D. Tekanan benda (2) lebih kecil daripada benda (4)
Jawaban: A, C, D
2)
Tekanan adalah konsep
penting dalam fisika yang berkaitan dengan cara gaya bekerja pada suatu benda.
Salah satu contoh yang relevan adalah tekanan yang diberikan oleh kaki sebuah
meja terhadap suatu lantai. Perhatikan gambar meja yang memiliki berat 40 N
berikut ini!
Jika
luas bidang tekan alas satu kaki meja 20 cm2, maka besar tekanan
satu kaki meja terhadap lantai adalah ….
A.
20 N/m2
B.
200 N/m2
C.
2.000 N/m2
D.
20.000 N/m2
Jawaban: D
3)
Seorang penyelam saat melakukan aktivitas menyelam akan
mengalami tekanan hidrostatis. Besarnya tekanan hidrostatis yang dialami oleh
seorang penyelam dipengaruhi oleh 3 fakor utama, yaitu massa jenis zat cair,
besarnya percepatan gravitasi di bumi, dan yang paling berpengaruh adalah kedalaman saat penyelam menyelam.
Pernyaatan
pada wacana di atas BENAR atau SALAH?
Jawaban: Benar
4)
Saat berenang,
ikan mengalami tekanan hidrostatis. Besarnya tekanan hidrostatis yang dialami ikan dipengaruhi oleh kedalaman ikan
berenang. Kedalaman ikan berenang dihitung dari jarak posisi ikan ke permukaan
air. Silakan ananda perhatikan gambar ikan dalam akuarium beriku ini!
Jika
massa jenis air dalam akuarium 1.000 kg/m3 dan percapatan gravitasi
bumi 10 m/s2, maka besar tekanan hidrostatis yang dialami oleh ikan
adalah …. Pascal
Jawaban: 2.000
5)
Decompression sickness adalah kondisi yang terjadi saat gelembung
nitrogen terbentuk di dalam tubuh saat menyelam. Hal ini disebabkan tekanan
hidrostatis yang menurun saat menyelam akan membuat nitrogen terlepas dari
darah dan membentuk gelembung. Terbentuknya gelembung ini dapat menyebabkan
rasa sakit, kelumpuhan, bahkan kematian. Oleh karena itu seorang penyelam perlu berhati-hati saat
naik ke permukaan agar tekanan hidrostatis menurun secara perlahan.
Seorang
penyelam melakukan aktivitas menyelam di laut, naik dari kedalaman 4 m menuju kedalaman 3 m secara perlahan. Jika massa jenis air laut 1.000 kg/m3 dan
percapatan gravitasi bumi 10 m/s2, maka besar penurunan tekanan hidrostatis
yang dialami oleh penyelam saat naik adalah ….
A. 10.000 N/m2
B. 20.000 N/m2
C. 30.000 N/m2
D. 40.000 N/m2
Jawaban: A
C. C. Refleksi
Hasil penilaian secara
umum mencerminkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu
pemahaman tentang konsep tekanan, serta kemampuan menerapkan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kendala yang dialami oleh
beberapa siswa mungkin mencerminkan beragam karakteristik siswa, termasuk
tingkat pemahaman awal siswa dalam menghubungkan konsep dengan penerapan
kehidupan sehari-hari preferensi belajar, atau kemampuan matematis. Hasil
formatif secara keseluruhan cenderung tinggi, ini menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran berpihak pada siswa telah berhasil dalam memotivasi siswa untuk
belajar dan menerapkan pengetahuan siswa dalam konteks dunia nyata. Umpan balik
yang diterima dari percobaan juga menunjukkan bahwa siswa telah merasakan
senang dengan pendekatan ini dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis
dan membangun sendiri pengetahun dan rumus IPA.
Beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep tertentu, seperti penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan kedalaman. Meskipun sebagian besar siswa mencapai hasil yang baik, penting untuk memahami bahwa beberapa siswa mungkin membutuhkan pendampingan khusus. Hasil penilaian menunjukkan variasi dalam pemahaman siswa. Beberapa siswa mencapai tingkat yang sangat tinggi, sementara ada siswa menghadapi kesulitan. Hal ini menciptakan tantangan dalam memastikan bahwa hasil penilaian mencerminkan pemahaman yang komprehensif bagi semua siswa. Hal lain yang penulis temui adalah bahwa setiap siswa memiliki tingkat perkembangan dan kemampuan yang berbeda. Beberapa siswa memiliki kendala pada hasil pembagian matematis terutama pada pembagi bilangan desimal, yang bisa saja merupakan kendala perkembangan yang perlu diatasi dengan pendekatan yang lebih individual.
D. D. Kesimpulan
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantukan Percobaan dan Simulasi PhET dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami rumus, serta memahami hubungan besaran yang mempengaruhi tekanan hidrostatis dalam pembelajaran IPA. Melalui pendekatan yang interaktif dan praktis, siswa dapat memahami rumus dengan lebih baik. Dengan penerapan yang tepat, model pembelajaran ini dapat menjadi best practice dalam meningkatkan kemampuan memorisasi rumus dalam pembelajaran IPA.
E. E. Daftar Pustaka
Ardiansyah, Ryan. Dkk. 2020. Pelatihan Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Abad 21 Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis
STEM Bagi Guru IPA. Bandung: Universitas Siliwangi.
Afafa, Luthfin. 2021. Pengaruh Media Simulasi Phet Dalam
Pembelajaran Ipa Materi Tekanan Zat Cair Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
SMP. Jember: Universitas Jember
Paat, Meike. Dkk. 2021. Penerapan LKS Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi SMPN 5
Tondano. Manado: Universitas Negeri Manado.
Dyaning, Inggita dan Nindias.2022. Analisis Penggunaan
TIK Pada Pembelajaran IPA, Hubungannya Dengan Literasi TIK dan
Hambatannya.Yokyakarta:UIN Sunan Kalijaga.
Nurjannah, Siti. dkk. 2023. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Smp Materi Tekanan Hidro.